Bab 6. MANUSIA DAN PENDERITAAN
A. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
{artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir
atau_ti_n~atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia
dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga
memberikan penderitaan atau kesedihan yangkadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkandariNya.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci
agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang
dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya
penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut,
sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat
Al.lnsyigoq:6 (q) dinyatakan “manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh
perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras
untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus
menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan
tidak botch lupa untuk taqwa terhadap Tuhan.
Berbagai kasus penderitaan terdapat
dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku
kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya?
Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk
mengurangi . atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya
tedetak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang
dihadapinya.
B. SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai
siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga benipa siksaan jiwa atau rokhani.
Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis
dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi
orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak
yatim, dan sebagainya. Antara lain,. ayat 40 surat Al Ankabut menyatakan :
“masing-masing bangsa itu kami siksa
dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan
batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar
bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benarnkan ke dalam
tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya
kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Keb‘imbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak
dapat menentukan pilihan mans yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat
apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dan kawannya yang
akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam
keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat
itu.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau
jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh
dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau
biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya,
maka disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian,ketakutan.dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun
lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak
sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain:
(a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Cloustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
(b) Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi.
(c) kegelapan merupakan suatu .ketakutan seseorang bila ia
berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikianakan muncul sesuatu yang ditakuti.
(d) Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan
ke dalam tubuhnya.
(e) Kegagalan merupakan ketakutan
dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Apa yang membuat seseorang menjadi
phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat
yang betheda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka.
Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan
pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan bani, kematian dalam keluarga, suatu
operasi atau sakit yang serius. Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita
phobia sekolah dapat berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila mereka
sudah biasa. Kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan antara
kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenarnya.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli – ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis
yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya
akan hilang. Sebaliknya ahli – ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa
suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab sebabnya supaya
mendapat perawatan dan pengobatan.
C. KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala pennulaan bagi
seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
- nampak pada jasmani yang sering merasakan
pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-taham gangguan kejiwaan adalah
:
- gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita balk jasmani maupun rokhaninya
- usaha mempertahankan diri dengan cars
negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah;
pads orang yang tidak menderita ganguan kejiwaan bila menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
- kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan
mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
- a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal
tersebut sexing menyebabkan yang bei angkutan merasa rendah diri yang
secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan
mentalnya.
- b. terjadinya konflik sosial budaya akibat nonna berbeda antara yang
bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat
menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan
diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima
keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
- c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang
dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
- Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami
dijawab secara balk sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan
mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun
melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
- Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan
atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk f
ustasi antara lain :
- agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat
emosi yang tidak tettendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya
hypenensi (tekanan darah tinggi) atau tindakansadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
- regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau
kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan menjerit jerit,menangis sampai
meraung-raung,memecah barang-barang.
- fiksasi adalah peletakan atau pembatasan
pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala
pada benda keras.
- proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang
tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
- identifikasi adalah menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang
bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta
kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
- narsisme adalah self love yang berlebihan,
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
- autisme adalah gejala menutup diri secara
total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas denganfantasinya sendiri yang dapat
menjwus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti:
- kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau
tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang
lain akibat egoisme sebagai cin masyarakat kota.
- anak-anak muda usia yang tidak berhasil
dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak
berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sexing
mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang
dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah bedaku.
- Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan
suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau peraisaannya,’tetapi sulit
mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi
tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi
penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan.) daripada
kaum pria.
- Orang yang tidak beragama tidak
memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi,
sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit
orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
- orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat
ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak
mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalan spintual yang
justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun siksaan yang
dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini
benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya.
- D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan
manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri
untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya,
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu
manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan
hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak
akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha
merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan
disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
- E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini
kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh
kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya
membuat manusia menderita.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya
kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda diCondet, Meletusnya
gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Media masa merupakan alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukansikap antara sesama manusia tenitama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang
dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga pars pembaca, penontonnya
dapat menghayatipenderitaan sekaligus keindahan karya seni.
Media masa merupakan alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukansikap antara sesama manusia tenitama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang
dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya
dapat menghayatipenderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebabtimbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A) Penderitaan yang
timbul karena perbuatan buruk manusia.
B) Penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan/ azab Tuhan
G. PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bemiacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal
kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan.
Apabila sikap negatif dan sikap positif.ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para
pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan
yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
A. KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia,
rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Keindahan
adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak
terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan
atau lokal.
- APAKAH KEINDAHAN ITU ?
Keindahan itu baru jelas jika telah
dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain
keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal
katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata
“beutiful” dalam bahasa Perancis–“beau”, sedang Italia dan spanyol “belld’
berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti
kebaikan, kemudian mempunyai bentuk’ pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir
diperpendek sehingga ditulis “bellum. Menurut cakupannya orang hams membedakan
antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering
dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang
indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang
dicampuradukkan raja. Disamping itu-terdapat pula perbedaan menunit luasnya
pengertian, yakni:
a)
keindahan dalam arti yang luas
b)
keindahan dalam arti estetis mumi
c)
keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Bangsa Yunani juga mengenal
pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ untuk
keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur.)
dan hamlonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian
keindahan yang seluas-luasnya meliputi
–
keindahan seni
–
keindahan alam
–
keindahan moral
–
keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetis mumi
menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang diserapnya.Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni
berupa keindahan dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah sejumlah
kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita
yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony),
kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Ada
pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat.
Filsuf dewasa ini merumuskan
keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara pencerapan-pencerapan
inderawi kits (beaty is unity of formal relations of our sense perceptions).
Sebagian filsuf lain menghubungan
pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure), yang merupakan sesuatu
yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran. Filsuf abad
pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah
sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
- NILAI ESTETIK
Dalam rangka teori umum tentang nilai
The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah
satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan,
dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup
dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalahnya sekarang ialah : apakah
nilai estetik itu.? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai
sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti kebethargaan (worth) atau
kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related sciences
diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :
“The believed capacity of any object
to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes it to be on
interest to an individual or a group”. ( kemampuan yang dipercaya ada pada
sesuatu benda untuk me imuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu
benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu ha! lainnya
(instrumental/contributory. value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
membantu.. Nilai instrinsik adalah sifat balk dari benda yang bersangkutan,
atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh :
(1) puisi
bentuk puisi yang terdiri dari
bahasa, diksi, bans, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan
pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu
disebut nilai instrinsik.
(2) Tari,
tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala
macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.
Tarian itu merupakan nilai
ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah
kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
- KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila
kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan
terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu
dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk
menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk
merasakan, menikmati keindahan. Bagi scorang seniman selera seni lebih dominan
dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin
faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya seni
daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikmati
keindahan tetapi. tidak mampu menciptakan keindahan.
- APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
Keindahan itu pada dasamya adalah
alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan.
Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis
wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan
keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan
tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai
penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan
nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi
lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman
menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat
istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan
sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan,
misalnya kawin paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan
nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat
diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi
kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni
berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah
Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para
pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi
revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia
itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri.
Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa.
serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai
daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan,
dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak
bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan
melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian
alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya
dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap
ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.
Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da
Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa
sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan
tidak membosankan.
d. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN
ROMANTIK
Dalam buku AN Essay on Man (1954),
Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pemah selesai
diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair
romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beuty is a joy forever
its loveliness iscreases; it wil
never pass into nothingness
Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang
indah adalah keriangan selama lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pemah
berlalu ke ketiadaan. Dalam sajak di atas, Keats mengambil bahannya dari
Endymion yang terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu
sendiri mempakan penjabaran dari konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut
mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang oleh pars dewa diberi
keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur, dan tidak pemah diganggu
oleh siapapun. Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep keindahan hanya
tertentu jurnlahnya. Mereka mempunyai negatif capability, yaitu kemampuan untuk
selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu
keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu
diliputi keresahan.
Mengenai keindahan, Coleridge mengutip
Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer; night: Thing base and vile
holding no quality/ love can transpose to form and dignity”, yaitu sesuat yang
rendah dan tidak menpunyai nilai, dapat berubah dan menjadi berarti. Inilah
yang menggelisahkan Coleridge. Dia menggunakan tembakau sebagai contoh: karena
kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenamya tidak enak dapat menjadi
nikmat. Perubahan ini dapat mempenganilhi imajinasi: dengan merasakan nikmatnya
tembakau maka dalam angan-angan seseorang, segala sesuatu yang berhubungan
dengan tembakau dapat menjadi indah.
Kegelisahan Coleridge ini tercermin
dalam “Frost at midnight (1798), sebuah sanjak mengenai salju tipis yang tunin
di tengah malam. Salju inilah yang baginya merupakan hal sesaat. Jatuhnya salju
ini mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh sesak orang. Disini proses
imajinasinya mulai tumbuh. Keindahan adalah sublimasi yang terjadi karena
kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan.
Selanjutnya Keats membedakan antara
orang biasa dan seniman, dan antara seniman biasa dan seniman yang baik yang
dapat mencipta sesuatu yang indah menurut dia. Pada sesuatu kesempatan is
melihat lukisan “Death on the Pale Horse”, karya pelukis West, misalnya, yaitu
mengenai seseorang yang coati di atas kuda yang pucat, dia langsung berpendapat
bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats, West tidak mempunyai
cukup negative capability.
Pada hakekatnya negative capability
adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan dan misteri adalah suatu proses.
Proses inilah yang membuat seseorang menjadi kreatif.
Ada persamaan hakiki antara J.Keats
dan Coleridge dalarn menanggapi hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat
adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk keindahan.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung;
artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologik.
(a).
TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art
is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari
perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh
seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
Tokoh teori ekspresi yang paling
terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion
and General Linguistic”. Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah
Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri
sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah
memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suar
dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga
orang-orang mengalami perasaan yang sama.
(b).
TEORI METAFISIK
Teori seni yang bercorak metafisis
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory).
(c). TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para
filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang
ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan
bawah sadar dari seseorang seniman.
Suatu teori lain tentang sumber seni
ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan
Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan
batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah
teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan
(signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari
perasaan manusia.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi
dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata
cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya,
orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau
disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan
merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir
menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok
tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut
adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan
definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang
terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of
formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap
pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.
(a). TEORI
OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis
besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori
obyektif dan teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori
keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan
menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam
pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut
lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon
subyektif.
Pendukung teon obyektif adalah Plato,
Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home,
Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa
keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita)
yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari
orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata
tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong teori subyektif
ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda
dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa
menyukai atau menikmati benda itu.
(b) TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan
sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan
sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori
perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di
Empa.Sebagai contoh bangunan arsitektur
Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan
dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas,
yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap
sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian).
Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana
terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat
diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.
Teori perimbangan berlaku dari abad
ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut
runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam
seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.
Keindahan hanya ada pada pikiran
orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang
berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan
sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya
hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak
mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
http://ratrismart.blogspot.com/2010/04/pengertian-manusia.html
Komentar
Posting Komentar